Rasa Otentik Sumatera: Memburu Keunikan Babi Panggang Karo (BPK) dan Soto Medan

Medan, ibukota Sumatera Utara, adalah surga kuliner yang menawarkan spektrum rasa yang luas, hasil perpaduan budaya Melayu, Tionghoa, dan Batak. Dua hidangan yang paling mewakili warisan kuliner kota ini adalah Babi Panggang Karo (BPK) dan Soto Medan. Rasa Otentik Sumatera yang ditawarkan BPK adalah pengalaman yang bold dan bersahaja, merefleksikan tradisi Suku Karo. Di sisi lain, Soto Medan memberikan kehangatan kaya rempah dengan sentuhan creamy. Mencari Rasa Otentik Sumatera ini berarti menyelami kekayaan rempah dan metode memasak tradisional yang dipertahankan turun-temurun, sebuah pengalaman yang tidak akan ditemukan di tempat lain.

BPK: Sederhana, Berani, dan Berkarakter

Babi Panggang Karo (BPK) adalah hidangan khas yang sederhana namun kuat dalam rasa. Daging babi dipanggang hingga kulitnya renyah sempurna, tetapi inti dari kelezatannya adalah sambalnya. Sambal BPK yang otentik, yang dikenal sebagai cabe ijo (cabai hijau) dan getah (sambal darah), adalah rahasia mengapa hidangan ini begitu dicintai. Sambal darah, yang diolah dengan bumbu khas dan darah babi yang dimasak, memberikan kedalaman rasa yang unik. Juru Masak Tradisional Suku Karo, Ibu Beru Tarigan, dalam wawancara dokumenter pada tahun 2023, menjelaskan bahwa kualitas Rasa Otentik Sumatera pada BPK terletak pada proses marinasi yang menggunakan andaliman (Batak pepper) dan andaliman giling sebelum dipanggang di atas arang selama minimal dua jam.

Soto Medan: Kekayaan Rempah dan Santan

Kontras dengan BPK yang rustic, Soto Medan menawarkan kompleksitas yang lebih halus dan aromatik. Soto ini dikenal dengan kuah kuning kentalnya yang dihasilkan dari campuran santan yang kaya dan rempah-rempah yang berlimpah, termasuk kunyit, jahe, serai, dan daun jeruk. Daging yang umum digunakan adalah ayam atau daging sapi, namun Soto Medan yang paling otentik dan dicari menggunakan udang sebagai salah satu topping atau kaldu pendukung. Pakar Kuliner dan Sejarah, Prof. Dr. Andi Siregar, S.Sos., mencatat dalam ulasan gastronomi yang terbit pada tanggal 19 Agustus 2024, bahwa Soto Medan adalah hidangan akulturasi yang mencerminkan sejarah perdagangan rempah di Sumatera Utara.

Nilai Budaya dan Kontinuitas

Kedua hidangan ini mempertahankan Rasa Otentik Sumatera karena ketaatan pada metode tradisional. BPK sering disajikan dalam acara adat atau pesta keluarga Batak. Sementara itu, Soto Medan adalah sarapan atau hidangan makan siang yang dicari setiap hari. Laporan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Medan pada bulan Januari 2025 menyebutkan bahwa rata-rata 5.000 wisatawan per bulan secara spesifik mencari pengalaman kuliner BPK dan Soto Medan, menegaskan peran vital kedua makanan ini sebagai duta rasa Sumatera Utara.